Sabtu, 06 Februari 2016

too hurt. too pain. too brittle.

Assalamu’alaikum wr.wb
Entah, sudah berapa bulan gue ga ngeblog lagi hehehehe. Dan, kali ini gue akan memulai menceritakan apa yang sebenernya gue rasain selama ini. Buat kalian-kalian yang iseng2 buka postan gue ini, gue minta maaf sebelumnya klo emg dalemnya itu terlalu lebay atau over. Ya tapi inilah yang gue rasain. Jadi, sebaiknya jangan baca deh. Ini Cuma gue. Seorang cewe yg jauh dr kata baik hehehe. Jadi gini.....
Sudah. Sudah cukup semuanya. Sudah sampai pada titik ini. Bisakah disudahi saja? Entah, mengapa diri ini benar-benar merasakan kekuatan diri ini sudah tiada. Tak ada lagi Juliazmi Nurkamilia yang dulu. Everything can change, everything has change. Dan begitu pula diriku. Jujur dari hati yang sangat dalam, aku lelah, letih, aku cape, aku selalu menahan dan ngebatinin segalanya. Iya, aku memang lemah, lebay, over. Tapi aku tak kuasa menahan segala rasa. Entah kepada siapa aku harus menceritakan. Mungkin kepad daun-daun di persimpangan jalan perkampungan. Mungkin kepada langit yang merasakan hal yang sama denganku. Iya, tentu. Langit itu berbicara, langit itu marah, langit itu menangis, langit itu tersenyum, langit itu secerah ceria, langit itu bersedih. Sama denganku. Aku tak kuasa menahan rasa ini. Ingin rasanya aku membebaskan diriku, ingin rasanya aku tak begini. Aku sudah berusaha untuk melepasnya, untuk mengungkannya. Iya, orang-orang sekitarku mungkin tak merasakan yang aku rasakan. Hingga mereka melihat  dari kacamata mereka masing-masing bahwasanya diriku sangat lemah, lebay dan berlebihan. Iya, aku memang seperti itu. Ya itulah diriku. Kebiasaan diri ini menahan segalanya. Dan pada akhirnya selama aku menahan segalanya, akupun merasakan bagaimana rasa sakit hati ini.
Cukup banyak masalahnya, cukup menggunung rasanya. Aku pun merasa ku harus tak memperdulikannya. Ku tak mendengarnya. Ku harus bersikap apatis. Tapi, sayang itu hanya sementara. Ketika sikap apatis itu datang, aku malah melupakan siapa diriku. Dan pada akhirnya, ku kembali lagi seperti dulu. Menahan lagi segalanya. Menangis tersedu-sedu. Jujur, akhir-akhir ini aku memang sangat merasa terluka dan dilukai. Pikiran itu dimana-mana. Sakit ku tak sembuh-sembuh, tapi ku harus sanggup melawan segalanya. Ku harus meunjukkan segalanya bahwa aku bisa. Aku mampu untuk berubah menjadi lebih baik. Untuk kali ini, aku mudah untuk terluka, mudah untuk membawa perasaan, mudah sensitif, mudah marah, dan sangat rapuh. Aku bersyukur sangat memiliki orang-orang yang bisa memahami diriku seperti apa. Aku sangat bersyukur dan beruntung memiliki orang-orang seperti itu disekitarku. Maaf, bila selama ini aku di mata kalian semua selalu bersalah, berlebihan, over dan lainnya. Bahkan kalian sudah bosan mendengarkan diriku untuk bercerita lagi. Ku menangis diatas sajadah di tengah malam saat itu, itu sudah membuatku sangat lega. Aku tau, bahwa masih ada Tuhan masih ada Allah yang selalu ada untukku. Yang selalu ada disampingku, menjagaku kemanapun dan dimanapun. Alhamdulillah Allah memberikan ku kekuatan untuk bisa menahan segalanya, untuk bisa menjalani semuanya sejauh ini hingga sekarang. Aku tau setiap orang memang memiliki masalahnya masing-masing. Dan itu sudah di porsikan oleh-Nya. Allah memberikan segala ujian yang tidak mungkin diluar kemampuanku. Dengan memberikan orang-orang yang berarti di sekitarku. Entah apa mungkin suatu saat mereka akan meninggalkanku perlahan-perlahan;’)))..

Aku tak kuat, setiap hari mengapa begini. Akhir-akhir ini menjadi gadis remaja yang sebentar lagi berusia 19 tahun, tetapi masi merasa labil dan tak mengerti kehidupan dunia yang seharusnya seperti apa. Aku lelah untuk menangis setiap hari, tapi aku bersyukur kepada-Nya bahwa Ia masih bisa memberikan diriku kandungan air mata yang sebegini banyaknya. Aku terlalu kuat sehingga lemah, aku terlalu tegar sehingga rapuh, aku terlalu menahan sehingga baper, aku terlalu diam sehingga sensitif. Tapi aku tau semua ini akan berakhir, perasaan ini akan hilang. Begitu aku memang benar-benar menguatkan diri ini. Jujur, aku memang membutuhkan sosok orang yang bisa mengerti diriku. Dan kau mengabulkannya, sosok orang yang benar-benar aku sayangi keberadaannya saat ini. Yang selalu mendukungku akan segala hal yang aku putuskan asalkan itu baik untukku, yang selalu melarangku melakukan yang menurutnya itu tidak baik. Yang selalu memberitahu mana yang salah dan benar. Yang mengajari dan membimbingku menjadi wanita yang lebih baik dari sebelumnya. Aku tak ingin mereka pergi. Tapi, bila memang mereka tak lagi peduli denganku dan penyebabnya akan sikap, sifat, karakterku yang sangat buruk terhadapnya. Apa mungkin aku rela melepasnya? Sudah mulai. Sudah saatnya salah satu diantaranya pergi, pergi walau bukan waktu yang sangat lama. Tapi aku akan sangat merasa kehilangan. Tapi, aku tau. Aku mampu, aku bisa, aku sanggup, aku kuat menjalani segalanya. yaAllah, bisa kah kau menghapus semua rasa luka ini? Bisa kah aku menjadi wanita yang jauh lebih tegar lagi? Bisakah kau terus menjaga dan melindungi orang-orang yang sangat menyayangiku dan mendukung ku? Mereka sangat berarti untukku. Aku sangat menyayangi mereka, jaga mereka selalu dimanapun&kapanpun. Aku sangat takut kehilangan mereka semua. Tapi aku tau segalanya akan berubah. Semuanya pasti akan ada hikmahnya. Aku percaya itu. And I feel too hurt, too pain, and too brittle. But, inilah aku. Diri sendiri ini yang akan merubah segalanya. BelieveBraveBismillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar